Imam Algozali dalam kitab bidayahnya menegaskan :
اعلم ان للدىين شطرين ...ila akhirihi.
Artinya : ketahuilah
bahwa agama islam itu berisi dua hal ; pertama meninggalkan larangan-larangan
allah, dan yang kedua adalah menunaikan perintah-perintahnya. Dari dua hal ini
yang lebih berat adalah meninggalkan larangan-larangan allah kecuali bagi orang-orang
yang berpredikat shaddiqin.
Sehubungan dengan hal
ini Rosulullah pernah menyatakan perbandingan antara sabar untuk meninggalkan
maksiat dan sabar untuk melakukan ketaatan. Demikian sabda beliau :
Artinya : sabar itu
ada tiga macam ; sabar ketika mendapat musibah, sabar untuk melakukan ketaatan
dan sabar untuk tidak berbuat maksiat. Maka barang siapa yang bersabar ketika
mendapat musibah niscaya allah menuliskan baginya tiga ratus derajat yang jarak
antara dua derajat adalah seperti jarak antara langit dan bumi. Dan barang
siapa yang bersabar untuk melakukan ketaatan, maka allah menuliskan baginya enam
ratus derajat yang jarak antara dua derajat adalah seperti jarak antara batas
bumi yang teratas sampai ujung bumi yang tujuh. Dan barang siapa bersabar untuk
tidak berbuat maksiat, maka allah menuliskan baginya sembilan ratus derajat,
yang jarak antara dua derajat adalah seperti jarak antara batas bumi sampai
ujung ‘arsy.
Nah dari hadist
tersebut menyatakan bahwa sabar untuk tidak melakukan maksiat adalah marupakan
martabat yang tertinggi. Cobalah kita bandingkan, sabar atas musibah tertulis
300 derajat, sabar untuk melakukan ketaatan tertulis 600 derajat, dan yang
paling mendapat banyak ialah sabar untuk meninggalkan maksiat, ya itu tertulis
900 derajat.
Kesemuanya ini
disebabkan karena saking beratnya meninggalkan larangan-larangan allah,
dan memang sulit sekali manahan nafsu
untuk tidak melakuakan maksiat. Karena maksiat akan mengajak kita kepada
sesuatu yang kita senangi.
HAFIMULTIMEDIA