Allah Swt telah berfirman dalam Al-Qur’an :
وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ
عَلَى الْاَرْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَالُوْا سَلٰمًا
Artinya : Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah
orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang
bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan
“salam,”(QS. Al-Furqan Ayat 63).
Dalam ayat tersebut mengandung makna
tentang tawadhu, rendah hati atau bisa juga diartikan tidak sombong, sementara
pengertian yang lebih luas, Tawadhu adalah perilaku manusia yang mempunyai
watak rendah hati, tidak sombing, tidak angkuh atau merendahkan diri agar tidak
kelihatan sombong, agkuh, congkak, besar kepala, atau semacamnya.
Seorang yang tawadhu’ tentu orang tersebut
sadar bahwa segala kenikmatan yang ada didunia dan akhirat kelak adalah
semata-mata karena Allah Swt, dengan kata seseorang yang tawadhu’ ia tidak akan
terbesit sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik dari orang
lain dan tidak merasa bangga atas prestasi yang telah dicapai.
Berkenaan tentang tawadhu dalam kitab Durratun
Nasihin terdapat 6 makhluk Allah Swt yang ditinggikan derajatnya karena
sebab mereka merendahkan diri kepada Allah Swt dan dikatakan bahwa makhluk-makhluk
itu bukanlah manusia saja, lantas makhluk apa sajakah itu.
Enam makluk Allah yang ditinggikan
derajatnya karena merendahkan diri :
1. Gunung Judi
Diceritakan, ketika Allah SWT mewahyukan kepada semua
gunung, dan berfirman: "Saya akan meletakkan kapal Nuh as beserta orang
mukmin pada salah satu dari kalian semua."
Lantas semua gunung sombong dan merasa paling tinggi
sendiri. Kecuali Gunung Judi, ia hanya bisa merendahkan diri dan berkata:
"Dari mana saya memiliki kemampuan, saya hanyalah gunung kecil."
Berkat Gunung Judi merendahkan diri, Allah SWT
memilihnya sebagai tempat berlabuh kapal Nabi Nuh as, dan Allah mengangkatnya
di atas gunung-gunung besar yang sombong. Sebagaimana firman Allah di surah
Al-Hud: "واستوت على
الجودي"
Semua gunung tidak menerima: "Tuhanku, kenapa
Engkau memberi kelebihan pada Gunung Judi itu daripada kita, padahal ia lebih
kecil dari kita."
Allah menjawab: "Karena ia merendahkan diri sedangkan kalian
semuanya sombong. Sungguh, barang siapa yang merendahkan diri kepada-Ku akan
Aku angkat. Dan barang siapa yang sombong, maka Aku hinakan."
2. Gunung Thursina
Selain gunung judi yang mendapatkan kemuliaan dari
Allah Swt, maka selanjutnya adalah Gunung Thursina. Pada saat itu Allah Swt
mengilhamkan pula kepada seluruh gunung seraya berfirman kepada mereka : “Sesungguhnya
aku hendak berbicara dengan salah seorang hambaku diatasmu”. Namun seluruh
gunung-gunung itu bersikap sombong kecuali gunung Thursina, ia berkata : “siapalah
aku ini, sehingga Allah berkenan berbicara dengan salah seorang hambanya (Nabi
Musa) diatas diriku?”
Karena kerendahan hati gunung thursina, maka dialok antara Allah dengan
nabi musa terjadi digunung thursina.
3. Ikan Nun
Ikan yang telah menelan nabi yunus as, Allah Swt
mewahyukan kepada seluruh ikan pada saat itu : “Sesungguhnya aku hendak
memasukkan Yunus kedalam perut salah seekor dari kamu sekalian”.
Namun hampir semua ikan bersifat sombong dikala itu
selain seekor ikan saja, seekor ikan ini berkata dengan sangat merendah diri : “Siapakah
aku ini, sehingga Allah Swt berkenan menjadikan perutku sebagai wadah yang
memuat Nabinya (Nabi Yunus)”. Maka Allah Swt mengangkat derajat ikan yang
merendahkan diri ini dan memuliakannya dikarenakan kerendahan hatinya.
4. Lebah
Allah Swt mengilhamkan kepada semua binatang terbang
saat itu, seraya berfirman kepada mereka : “Sesungguhnya aku hendak meletakkan
minuman pada salah seekor dari kamu sekalian, yang memuat obat bagi manusia”
namun semua binatang terbang itu bersikap sombong dan congkak kecuali lebah
saja, karena lebah sajalah yang berkata : “ siapakah aku ini, sehingga Allah
berkenan menaruh minuman itu padaku ?”. maka karena kerendahan hatinya allah
mengangkat derajatnya dan meletakkan minuman yang memuat obat itu padanya.
5. Nabi Muhammad Saw
Rosulullah Saw adalah makhluk yang paling mulia, beliau
adalah penutup para nabi, beliau begitu mulia disisi Allah dan sisi makhluk
karena beliau dimuliakan oleh yang maha mulia. Dan perlu diketahui ada suatu
riwayat yang mengisahkan tentang salah satu sebab yang menjadikan Rosulullah
Saw mendapatkan kemuliaan yang mengungguli para Nabi dan Rosul Allah lainnya.
Yaitu pada suatu ketika Allah Swt mengetes dengan
bertanya kepada beberapa Nabi, Allah Swt mewahyukan kepada Nabi Ibrohim As
seraya berfirman kepadanya : “siapakah kamu?”,lalu Nabi Ibrohim As menjawab : “Aaku
adalah Al-Khalil” yaitu “kekasih Allah”.
Kemudian Allah Swt juga bertanya kepada Nabi Musa : “siapakah
kamu?”,lalu Nabi Musa As menjawab : “Aku adalah Al-Kalim” yaitu “orang yang
diajak bicara langsung oleh Allah”.
Kemudian Allah Swt juga bertanya kepada Nabi Isa : “siapakah
kamu?”,lalu Nabi Isa As menjawab : “Aku adalah Al-Ruh” yaitu “Ruh dari Allah”.
Kemudian Allah Swt bertanya kepada Nabi Muhammad Saw : “siapakah kamu?”,maka
Nabi Muhammad Saw menjawab dengan sangat merendah : “Aku ini adalah anak yatim”.
Maka dengan ini Allah Swt Mengangkat derajat Nabi Muhammad Saw atas Nabi
lainnya.
6. Orang Mu’min
Selanjutnya yang ditinggikan derajatnya adalah orang mukmin yang
merendahkan dirinya kepada Allah Swt dengan bersujud dan mengesakannya. Maka merekapun
dimuliakan Allah dengan dilapangkan dadanya untuk menerima islam, lalu senantiaasa
mendapatkan cahaya dari tuhannya.
HAFIMULTIMEDIA