Orang tua adalah media atau wasilah seorang
anak bisa lahir ke alam dunia ini. Dan orang tua haruslah dihormati oleh
anaknya atas jasa-jasa yang telah dicurahkan sepenuh hati mulai dari
mengandung, menyusui, hingga tumbuh kembang dari usia kanak-kanak bahkan sampai
dewasa.
Berbuat baik pada orang tua dapat kita
wujudkan dalam berbagai hal, seperti menghormatinya, memuliakannya, berkata
lembut, tidak melukai perasaannya dan lain sebagainya. Orang tua kita adalah
kunci kehidupan kita baik di dunia ataupun di akhirat kelak. Karena dengan
ridhanya kita bisa dapatkan surganya Allah Swt. Sebagaimana sabda Rasulullah
Saw :
رِضَى اللهِ فِي رِضَى الْوَالِدَيْنِ وَسُخْطُ اللهِ فِي سُخْطِ
الْوَالِدَيْنِ
Artinya :“Ridha Allah ada pada Ridha kedua orang tua, dan murka Allah
ada pada murka kedua orang tua”.
Dari hadits diatas jika kita ingin
mendapatkan ridha Allah Swt maka kita haruslah mencari ridhanya Orang tua, Ridho Allah
adalah segala-galanya, di saat Allah ridha, maka apa pun akan terasa nikmat,
karena tidak ada yang lebih nikmat dari Ridha Allah. Jika kita ingin
mendapatkan ridha Allah, maka jangan pernah mengabaikan ridha orang tua.
Abu Hurairah menceritakan, “Seseorang
lelaki datang menemui Rasulullah saw kemudian bertanya, “Siapakah manusia yang
paling berhak aku berbakti kepadanya? Ibumu, “Jawab Rasulullah SAW. Dia
bertanya, “Setelah itu siapa? “Ibumu, “Jawabnya lagi. Dia bertanya kembali,
“Setelah itu siapa? “Ibumu, “Jawabnya lagi. Dia kembali bertanya, “Setelah itu
siapa baru Rasulullah menjawab, “Bapakmu” (HR Muslim).
Dari riwayat Abu Hurairah diatas kewajiban
kita berbakti kepada ibu sangatla besar melebihi berbakti kepada ayah. Karena perjuangan
ibu sangatlah besar melebihi perjuangan ayah, sampai-sampai ada hadits yang
menjelaskan bahwa :
"الجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ الأُمَّهَاتِ"
Artinya
adalah "Surga itu ada di bawah telapak kaki ibu."
Dalam kitab Durrah al-Nashihin diceritakan
Nabi Musa ingin mencari tahu orang yang akan menjadi temannya di surga. Lantas
dia diperintahkan Allah untuk pergi ke pasar dan menemui seorang tukang jagal.
Nabi Musa keheranan, kenapa menemui tukang jagal miskin? Jawabannya ia dapatkan
setelah mengikuti tukang jagal itu pulang ke rumahnya. Tukang jagal tersebut
adalah orang yang merawat ibunya yang sudah sangat renta dan lumpuh, dia
memasakkan hidangan untuk ibunya dan menyuapinya setiap hari. Saat itu, Nabi
Musa mendengar ibu itu berdoa, “Ya Allah jadikan putraku teman Nabi Musa di
Surga”.
Dari doa yang dipanjatkan oleh orang tua
tersebut maka Allah Swt ridha dengannya dan menjadikannya teman Nabi Musa as.
Wallahu A’lam
HAFIMULTIMEDIA