Suatu hari sy. Fatimah pernah mengeluh beratnya
pekerjaan rumah tangga yang di bebannya, dan beliau membutuhkan seorang
pembantu.
Sy. Ali pun
demikian, beliau berkata kepada sy. Fatimah, “Saking seringnya aku menimba air,
hingga dadaku sakit. Hari ini Allah telah memberikan tawanan perang. Pergilah kepada
Rasulullah, mintalah satu tawanan perang untuk kita jadikan pembantu.” Fatimah
juga berkata. “Demi Allah, karena seringnya menggiling gandum, tanganku juga
mengeras.”
Lalu sy.
Fatimah menemui Rasulullah. Sesampainya di tempat, Rasulullah bertanya, “apa
yang membuatmu datang kemari, Wahai Anakku?”sy. Fatimah menjawab, “aku hanya ingin
mengucapkan salam padamu, Wahai Abi.”
Sy. Fatimah malu mengungkapkan maksud kedatangannya. Lalu
ia pun pulang ke rumah tanpa mendapatkan apa yang diinginkannya. lalu mereka
berdua pun memberanikan diri datang ke Rasulullah lagi demi mendapatkan apa
yang mereka inginkan. Lalu sy. Ali menceritakan maksud kedatangan mereka,
yaitu meminta seorang pembantu dari salah seorang tawanan perang Rasulullah.
Rasulullah pun menjawab dengan tegas, “Demi Allah! Aku tidak akan mengabulkan permintaan
kalian! Bukankah tidak masuk akal, jika aku mengabulkan permintaan kalian
sedangkan orang-orang penghuni Shuffah kelaparan, karena tak ada yang dapat aku
berikan kepada mereka. Aku akan menjual para pasrah akan perkataan Rasulullah.
Selang beberapa
saat kemudian, Rasulullah datang kerumah mereka. Saat itu keduanya sudah
mengenakan selimut hendak tidur. Selimut yang mereka kenakan adalah selimut yang jika di kenakan untuk menutup kaki, maka kepala akan terbuka, dan jika
di kenakan untuk menutup kepala, maka kaki akan terbuka. Ketika Rasulullah
mengetuk pintu rumah mereka, sy. Ali lah yang membuka pintu. Ketika mengetahui
Rasululah datang sy. Fatimah pun bangun dari tempat tidurnya kedatangan untuk
menyambut kedatangan ayahanda tercintanya itu. Akan tetapi Rasulullah memerintahkan
sy. Fatimah untuk tidak teranjak dari tempat tidurnya Rasulullah berkata kepada
mereka, “maukah kalian aku beri sesuatu yang lebih baik dari pada pembantu yang
kalian minta tadi?” mereka menjawab, “ tentu, Wahai Rasullulah.”
“Yaitu, beberapa kalimat yang di ajarkan malaikat
kepadaku. Setiap selesai shalat bacalah tasbih 10 kali. Jika hendak tidur
bacalah tasbih 33 kali, dan takbir 34
kali.”
Mereka pun mengamalkan hal itu. Dan sy. Ali pernah
berkata, “ Demi Allah, sejak saat itu aku tak pernah meninggalkan apa yang di
ajarkan Rasulullah kepadaku dan juga Fatimah.”
Ternyata kehidupan rumah tangga itu berat ya… buktikan
sy. Fatimah aja meminta pembantu ke Rasulullah. Tapi Rasulullah mendidik beliau
agar tetap sabar atas kepayahan yang dialami.
Melihat dari dua cerita tadi, ‘apa kita sudah siap
untuk menikah?’ harus siap dong! Kan kita udah tahu komitmen rumah tangga, udag
ngintip rumah tangga Rasulullah juga. Jadi tunggu apa lagi…??
Semoga dengan artikel ini kita bisa membangun rumah
tangga yang indah ala Rasulullah.. dan bisa berkumpul dengannya kelak di
akhirat, aamiin..