SEJARAH PUASA BULAN DZULHIJJAH, TARWIYAH DAN AROFAH
Umat islam akan merayakan hari raya idul
adha atau hari raya kurban setelah merayakan hari raya idul fitri. Tidak hanya
puasa Ramadhan, namun biasanya sebelum merayakan idul adha, umat islam akan
menjalankan puasa sunah.
Jenis puasa sunnah ini tentunya berbeda
dengan puasa Ramadhan yang wajib dikerjakan. Ibadah itu disebut puasa tarwiyah,
puasa ini dilakukan setiap tanggal 8 dzulhijjah atau dua hari sebelum hari raya
idul adha.
Selain itu ada jhuga puasa arafah yang
dilaksanakan 9 dzulhijjah atau sehari sebelum hari raya idul adha. Meski puasa-puasa
tersebut tidak wajib , Rasullah sangat menganjurkan ummatnya untuk berpuasa di
bulan tersebut.
Salah satu puasa menjelang idul adha yang
disunnahkan untuk mendapatkan keberkahan dari Allah ialah puasa 7 hari di awal
bulan dzulhijjah, puasa 7 hari di awal bulan dzulhijjah dianggap memiliki nilai
dan sejarah tersendiri. Hal yang menjadikan puasa 7 hari di awal dzulhijjah
ialah banyaknya peristiwa-peristiwa yang terjadi.
Seperti yang dicatat oleh Ibnu Abbas, 10
hari sebelum idul adha memiliki catatan bersejarah dalam islam.
Hari pertama di bulan dzulhijjah dikenal
dengan hari dimaafkanya Nabi Adam oleh Allah. Hari kedua dzulhijjah merupakan
hari diselamatkanya Nabi Yunus oleh ikan Nun. Di hari ketiga bulan dzulhijjah
merupakan hari dikabulkanya doa Nabi Zakaria untuk memiliki keturunan yaitu
yahya. Hari keempat merupakan hari kelahiran Nabi Isa. Hari kelima merupakan
hari kelahiran Nabi Musa. Hari keenam merupakan hari kemenangan para Nabi dalam
berjuang menegakkan islam. Dan hari ketujuh dzulhijjah merupakan hari ditutupnya
pintu neraka.
Itulah sedikit sejarah yang harus kita
ketahui kenapa kita dianjurkan oleh Rasullah untuk berpuasa pada 7 hari di
bulan dzulhijjah.