Dikisahkan, bahwasanya sebagian orang berselisih pendapat didalam masalah kemuliaan orang alim yang fasiq dan kemuliaan orang bodoh yang ahli ibadah. Maka salah seorang dari yang berselisih itu pergi ketempat ibadahnya seorang ahli ibadahnya seorang ahli ibadah yang jahil dengan menyamar mengaku tuhan dengan bersembunyi lalu berkata dengan suara keras “Wahai Hambaku, Aku telah mengabulkan do’amu, dan Aku telah mengampuni dosamu, maka tinggalkanlah ibadah dan beristirahatlah.
Ahli ibadah
yang jahil tadi menjawab: “Wahai Tuhanku sesungguhnya aku mengharapkan darimu
hal ini {pembebasan dari ibadah} dan aku telah memujimu dan menyembahmu dan
bersyukur kepadamu dari zaman dulu. Maka jadilah ahli ibadah itu jatuh dalam kesalahan
dan kekafiran karena kebodohannya.
Kemudian, seorang yang lain dari mereka ke orang alim yang fasiq, ternyata orang alim tadi sedang meminum, minuman keras. Lalu orang tadi menyamar jadi Tuhan dan bersembunyi sambil berkata dengan suara keras: “Wahai hambaku takutlah kamu dariku, dan aku adalah tuhanmu, aku tutupi dosa-dosamu dan kamu tidak merasa malu kepadaku. Sesungguhnya Aku akan memusnahkanmu.”
Ternyata orang ahli fasiq
tadi faham betul bahwa suara itu bukan tuhan tapi dari manusia yang
berpura-pura jadi tuhan, maka orang alim faasiq tadi menghunuskan pedangnya dan
keluar dari tempatnya dan berkata dengan keras kepada orang yang mengaku
sebagai tuhan :” Wahai orang yang dilaknat, apakah engkau tidak mengenal
tuhanmu? Sesungguhnya aku mengenalkanmu
bahwa kamu bukan tuhan tadi lari terbirit-birit {karena mau dibunuh}, maka dari
sini diketahui ahli ilmu disbanding ahli ibadah yang bdoh.