KISAH TELADAN DARI
SAYYIDINA ABDURRAHMAN BIN AUF RODIALLAHU ‘ANHU
Setelah hijrah dari kota Makkah menuju
Madinah, Sayyidina Abdurrahman bin ‘Auf dipersaudarakan oleh rosulullah dengan
shohabat Amir bin Robi dan beliau tinggal dirumahnya. Shohabat Amir sebagai
saudara baru, langsung menawarkan segala sesuatu yang beliau miliki, searaya
berkata : “wahai saudaraku Abdurrahman, ambillah ini separuh hartaku, dan aku
punya dua istri, ambil dan nikahilah salah satu dari keduanya”. Dengan penuh semangat
Sayyidina Abdurrahman bin Auf berkata: “wahai saudaraku, terimakasih atas
pemberianmu, tapi aku tidak butuh itu semua. Aku minta tunjukkan saja dimana
letak pasar dikota Madinah ini”
lalu beliau berlalu menuju pasar yang
ditunjukkan shohabat Amir. Dan tidak lama kemudian datang kembali dengan
membawa sepotong mentega dan keju.
Lalu beliau menolak pemberian saudara
seiman yang jelas-jelas halal dan tanpa syubhat, dan lebih memilih berdagang
sendiri. Itu menunjukkan bahwa beliau mengajarkan kepada kita bahwasanya
mencari rezeki dengan jerih payah sendiri, lebih utama daripada hanya sekedar
menerima, apalagi menunggu pemberian dari orang lain.
Itulah contoh keteladanan para pembesar
shohabat rosullah sallallahu ‘alaihi wasallam yang jelas menunjukkan betapa
mulianya bekerja dan beraktifitas dalam keseharianya untuk mencari rezeki
dimata islam. Dan semua itu juga telah diteladani para Tabi’in dan pengikut
mereka dari golongan ulama salaf.
Seperti dalam firman Allah dalam (QS.
Al-An’am ; 90)
اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ هَدَى اللّٰهُ فَبِهُدٰىهُمُ اقْتَدِهْۗ قُلْ
لَّآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ اَجْرًاۗ اِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٰى لِلْعٰلَمِيْنَ ࣖ
Artinya : ”Mereka itulah orang-orang yang
telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka”. (QS. Al-an’am;90).