GURU ATAUKAH ORANG TUA
Dalam redaksi wasoya di atas di katakan
“Akulah orang yang paling berhak kamu terima nasehatnya”
Redaksi di atas mengatakan bahwa nasehat yang diikuti adalah guru, bagaimana kalua kang ilham yang mondok di pesantren al-amin setelah tamat mondok di nasehati gurunya untuk jadi guru di pondoknya {pondok al-amin jawa timur} sedangkan orang tua menyuruh pulang untuk menjadi guru dikampungnya {semisal tegal jawa tengah}?
JAWAB: Jika dalam kasus akhirat {yakni terkait Pendidikan dan lainnya yang berkaitan akhirat} maka yang didahulukan adalah nasehat / perintah guru.
REFERENSI
Terkait kasus ini imam Murtadlo, Muhammad bin Muhammad al-Husainy Az-Zubaidy, dalam kitab aL-Ittihaf As-Sadah aL-Muttaqin syarah ihya ulumuddin menjelaskan secara inci sebagai berikut, Ketika terjafi perbedaan antara nasehat / perintah guru dan orang tua maka yang didahulukan adalah guru.
Tugas
guru yang ke satu dari tujuh beberapa tugas yang wajib lakukan oleh guru ialah ia
hendaknya mencintai muridnya dengan menghilangkan segala perasaan yang
membencinya dan guru hendaknya mengasihi anak didiknya dengan memperlakukan
mereka sebagai anaknya sendiri, Rasulullah
SAW bersabda, “Sesungguhnya saya bagi semua
seperti bapak terhadap anaknya “,
dan dengan tujuan menyelamatkan murid dari api neraka, dan hal ini lebih
penting dari penyelamatan orang tua atas anaknya dari api duniawi, oleh sebab
itu dalam kasus yang berkaitan akhirat maka haknya guru didahulukan disaat
terjadi perbedaan pendapat { perbedaan antara guru dan orang
Tua }.
Ibu-bapak menjadi sebab lahirnya anak itu dan dapat
hidup di dunia yang fana ini. Sedangkan guru menjadi sebab anak itu memperoleh
hidup kecil. Kalau tidak adalah guru adalah guru, maka apa yang di peroleh si
anak itu dari orang tuanya, dapat membawa kepada kebinasaan yang terus menerus.
Guru adalah yang memberikan kegunaan hidup akhirat yang abadi. Yakni guru yang
mengajar ilmu akhirat ataupun ilmu pengetahuan duniawi, tetapi dengan tujuan
akhirat , tidak dunia.