RENDAH DIRI
Tujuan Tawadhu’ ialah memberikan tiap-tiap yang punya hak akan bertanya, tidak mengangkat derajat orang hina dari derajatnya, dan tidak menurunkan orang mulia dari keduudkannya.
Tawadhu’ adalah Sebagian dari sebab sebab bermartabat tinggi, dan mengantarkan ketempat kemuliaan.
Telah bersabda Nabi SAW : Tawadhu’: Merendahkan diri dan berhati lembut tanpa menghinakan diri. “Seseorang yang Tawadhu’ (Rendah diri) karena Allah, Allah akan menggikannya.”
Semestinya
seorang penuntut ilmu tidak menghinakan dirinya dengan perbuatan tamak dan
menjaga diri dari perbuatan takabur. Imam Syafi’I mengatakan mengatakan, “Tidak
akan berbahagia seseorang yang mempelajarinya dengan rendah hati, kehidupan
yang sulit, dan mengabdi kepada ulama, dialah yang akan Bahagia.”
Meraih
ilmu memang sering kali tidak mudah, bahkan terkadang bisa membuat orang yang
mengejarnya merasa rendah di hadapan orang yang ingin diambil ilmunya. Didalam
suatu Riwayat disebuntukan, Ibnu Abbas
mengatakan, “Aku hina Ketika menuntut ilmu lalu mulia Ketika menjadi orang yang
dituntut ilmunya.”
Ibnu
Abbas sering pergi ke rumah Ubay bin ka’ab. Terkadang ia mendapati pintu rumah
Ubay terbuka sehingga ia segera diizinkan masuk, dan terkadang pintunya
tertutup sedangkan ia malu untuk mengetuknya. Maka ia berdiam saja sampai
siang, tetap duduk di depan pintu rumah. Angin menerbangkan debu kearahnya
sampai akhirnya ia menjadi tidak dapat dikenali karena banyaknya debu yang
menempel di tubuhnya dan pakainnya.
Lalu
Ubay keluar dan melihatnya dalam keadaan demikian. Hal itu membuatnya merasa
tidak enak. “Mengapa engkau tidak meminta izin?” tanyanya. Ibnu Abbas berasalan
malu padanya.
Pernah
terjadi juga, disuatu hari Ubay ingin menunggu kendaraan, maka Ibnu Abbas
megambil hewan kendaraanya sehingga Ubay menaikinya kemudia ia berjalan
bersamanya. Maka berkatalah Ubay kepadanya,
“Apa ini, wahai Ibnu Abbas?”
Ibnu
Abbas menjawab, “Beginilah kami diperintahkan untuk menghormati ulama kami”
Ubay menaiki kendaraan sedangkan Ibnu Abbas berjalan dibelakang kendaraan Ubay. Ketika turun, Ubay mencium tangan Ibnu Abbas. Maka berkatalah Ibnu Abbas kepadanya, “Apa aini?”
Ubay menjawab, “Begitulah kami
diperintahkan untuk menghormati ahlul bayt nabi kami.” Demikian disebuntukan
oleh Al-Habib Al-Allamah Abdullah bin al-Hussain Bilfaqih sebagaimana tersebut
dalam kitab Iqd Al-Yawaqit.