Kisah Nabi Musa Membunuh Orang Qibthy
Saat Nabi Musa beranjak dewasa dan sudah menjadi seorang lelaki
dewasa, tak seorang pun di antara keluarga Fir’aun berani berlaku laim dan
mencemooh bani Israil saat bersamanya. Suatu ketika, Nabi Musa berjalan di
sudut kota, ia bertemu dua orang yang saling bertengkar, salah satunya orang
Qibthy sedangkan yang lainnya orang Israil. Orang Israil meminta tolong kepada Nabi
Musa untuk mengalahkan orang Qibthy. Nabi Musa marah sekali karena orang Qibthy
mencela Nabi Musa, padahal ia tahu kedudukan Nabi Musa di mata bani Israil, dan
penjaga yang ia berikan kepada mereka. Nabi Musa memukul orang Qibthy itu
hingga mati. Tidak ada yang mengetahui peristiwa ini selain Allah ‘Azza wa
Jalla dan orang Israil itu.
Orang-orang Qibthy mendatangi Fir’aun dan berkata padanya, “Bani
Israil telah membunuh salah seorang dari kami. Ambilkan hak kami dan jangan kau
beri keringanan bagi mereka.” Fir’aun berkata, “Cari pembunuhnya dan saksinya,
aku akan tunaikan hak kalian.” Saat mereka menyelidiki bukti pembunuhan, mereka
tidak menemukan bukti apapun.
Pada keesokan harinya, Nabi Musa melihat orang Israil tersebut berkelahi
dengan keluarga Fir’aun lainnya, lalu orang Israil meminta pertolongan Nabi
Musa untuk mengalahkan golongan Fir’aun itu. Nabi Musa menyesali perbuatan yang
ia lakukan tempo hari dan ia tidak suka melihat perkelahian itu. Orang Israil
itu marah dan bermaksud memukul keluarga Fir’ aun tersebut. Nabi Musa berkata
kepada orang Israil atas tindakan buruk yang ia lakukan pada hari itu dan
kemarin, “Engkau sungguh, orang yang nyata-nyata sesat.”(al-Qashash: 18)
Si Israil menatap kearah Nabi Musa setelah mengatakan seperti itu.
Ternyata Nabi Musa marah seperti amarahnya kemarin saat membunuh orang Qibthy.
Orang Israil takut akan menjadi sasaran, hingga berucap, “Wahai Musa! Apakah
engkau bermaksud membunuhku, sebagaimana kemarin engkau membunuh seseorang?” (al-Qashash:
19)
Pengikut Fir’aun itu memberitahukan kesaksian orang Israil itu kepada Fir’aun. Hingga dikirimlah para algojo untuk membunuh Nabi Musa. Ketika mereka sedang mencari Nabi Musa untuk dibunuh, datanglah seseorang dari ujung kota datang menemui Nabi Musa, memberitahukan rencana pembunuhan tersebut. (Wallahu A'lam)