Setelah kaum
quraisy berunding mengenai hal busuk tersebut, Abu Jahal berkata kepada mereka:
“Aku punya satu ide yang kalian tak pernah fikirkan, kita bunuh saja dia (sampai
habis ucapannya)”. Mereka setuju dengan usulan itu, dan sepakat mengenai penyebaran
islam hanya boleh terjadi di luar Makkah.
Pada masa hijrah Nabi Saw orang-orang musyrik telah menunggu di pintu Rasulullah Saw. Mereka mengintai hendak membunuhnya. Tetapi Rasulullah Saw lewat di hadapan mereka dengan selamat, karena Allah telah mendatangkan rasa kantuk pada mereka. Sementara itu, Ali bin Abi Thalib dengan tenang tidur di atas tempat tidur Rasulullah Saw, setelah mendapatkan jaminan dari beliau bahwa mereka tidak akan berbuat kejahatan terhadapnya.
Maka berangkatlah
Rasulullah saw bersama Abu Bakar menuju gua Tsur. Peristiwa ini menurut riwayat
yang paling kuat terjadi pada tanggal 2 Rabi’ul awwal bertepatan dengan 20
September 622 M, tiga belas tahun setelah bi’tsah. Kemudian Abu Bakar memasuki
gua terlebih dahulu untuk melihat barangkali di dalamnya ada binatang buas atau
ular. Di gua inilah keduanya menginap selama tiga hari. Setiap malam Abdullah
bin Abu Bakar menginap bersama mereka, kemidian turun ke Mekkah pada waktu
Shubuh, Sementara Amir bin Fahirah datang ke gua dengan membawa kambing-kambingnya
untuk menghapuskan jejak Abdullah.
“Wallahu A’lam”