. Duel Khalid Bin Walid
Dengan Pendekar / Jendral Persia
(Pertempuran Rantai)
Pertempuran pertama yang di hadapi Khalid dalam Penaklukan Persia
adalah Pertempuran Rantai. Dinamakan
Pertempuran Rantai karena pasukan Persia mengingatkan rantai yang selalu menghubungkan
antara satu prajurit dengan prajurit lainnya agar mereka tidak bisa kabur.
Pertempuran ini di
awali dengan duel antara dua komandan pasukan yang berhadapan (Khalid dan
Hormuz). Hormuz adalah seorang veteran perang terkenal di Persia dengan
skill bela diri yang mumpuni. Ia memacu kudanya ke antara dua pasukan. Kemudian
ia memanggil Khalid, “Lelaki lawan lelaki! Mana Khalid?” Khalid keluar dari pasukannya
dengan memacu kuda dan berhenti dalam jarak yang cukup dekat dengan Hormuz.
Hormuz turun dari
kudanya dan Khalid pun mengikuti. Ini menunjukkan keberanian Hormuz karena duel
tanpa kuda akan membuat dua pihak yang berhadapan untuk kabur. Namun, ternyata
tidak demikian: Hormuz telah berencan untuk menjebak Khalid. Di barisan depan
pasukan Persia di belakang Hornuz, ia siapkan sejumlah prajurit berkuda yang di
perintahkan untuk mengeroyok Khalid saat ia berikan sinyal.
Kedua jenderal mulai
berduel dengan pedang dan perisai. Keduanya terkejut pada skill masing-masing.
Hormuz kemudian melepas pedangnya, bermaksud untuk bergulat tangan kosong. Khalid
menerima tantangan dan melepas pedangnya juga, Ketika keduanya saling mengunci,
Hormuz berteriak memberi sinyal kepada anak buahnya untuk maju. Mereka pun
mengepung Khalid. Ternyata, secara fisik Khalid lebih kuat dan ia mengunci gerakan
Hormuz dan memutar-mutar posisinya sehingga Hormuz menjadi perisai. Prajurit
Hormuz kesulitan untuk menyerang.
Suara teriakan
kedua pasukan menggelora melihat kejadian ini. Pasukan Persia menyemangati
komandannya, pasukan islam mencemooh Gerakan Hormuz yang “Curang”. Dalam
suasana ramai tersebut, seekor kuda berlari mendekat dan tiba-tiba, dua atau
tiga kepala prajurit Hormuz telah jatuh ke tanah. Ternyata, dia adalah Qa’qa’ ibn
‘Amr, seorang pemuda yang kelak akan menjadi salah satu prajurit utama dalam
pasukan Khalid selain Dhirar.
Prajurit Hormuz
dengan segera menyerang Khalid sebelum terlambat, namun kuda Qa’qa’ lebih cepat
dan ia berhasil membunuh semua prajurit Hormuz yang tersisa. Khalid yang telah
terbebas dari ancaman mengalihkan perhatiannya pada Hormuz. Setelah bergelut
satu-dua menit lagi, Khalid yang terakhir berdiri denga bela hatinya yang telah bercucuran darah. Dalam peperangan
ini pasukan islam mendapat kemenangan. Daerah-daerah yang berhasil dikuasai
oleh pasukan islam adalah Mazar, Walajah, Allis, Hirrah, Anbar, Annuttamar, dan
Daumatul Jandal.
. Sebab Dinamakan perang Dzatus Salasil (Perang Memakai Rantai)
Kenapa dinamakan perang dzatus salasil (perang memakai rantai)?
Jawab: Perang dzatus
salasil adalah salah satu perang penting yang terjadi anatara kaum muslimin melawan
Persia dalam masa awal pembebasan daerah Persia. Peristiwa ini terjadi di
daerah dekat kota ablah. Pasukan islam dipimpin oleh Khalid bin Walid, sedangkan
pasukan Persia dikomandani oleh Hormuz, penguasa kota ablah. Perang ini disebut
dzatus salasil disebabkan orang-orang Persia mengingatkan diri mereka dengan
rantai-rantai, sehingga mereka tidak lari kocar kacir, atau kerena banyaknya
rantai yang mengikat pada kuda-kuda pasukan persia, hal ini sebagai strategi
komandan mereka agar para prajurit tidak melarikan diri.
Wallahu A’lam…~