Imam Ghazali mimpi bertemu dengan dua nabi yakni Nabi Muhammad dan Nabi Musa As. Di dalam mimpinya beliau melihat Rasulullah Saw duduk di tempat yang lebih tinggi dikelilingi oleh para Nabi dan Rasul, para sahabat Nabi, para siddiqin, para solihin, para syuhada dan imam-imam besar.
Di dalam majlis
itu, Nabi Musa As telah bertanya kepada Rasulullah Saw. “Ya Rasulullah Saw,
Apakah ,maksud Hadits: Ulama-ulama dikalangan umatku seperti nabi-nabi Bani Israil,
coba salah satu dari umatmu wahai Muhammad, pertemukan denganku, aku ingin
lihat yang kau bilang ulama umatmu bagaikan Nabi Bani Israil.?” (Tentunya bukan
derajat kenabian, kenabian menerima wahyu tapi keshalihannya, ibadahnya).
Maka Rasulullah
Saw pun memanggil Imam Ghazali dan memperkenalkannya kepada Nabi Musa AS: “Ini
adalah salah satu ulama di masa kami yang bagaikan para Nabi di masa kalian.”
Nabi Musa berkata wahai Muhammad izinkan aku menguji umatmu ini yang kau
katakan ulama seperti Nabi: “Silahkan” Rasulullah Saw berkata.
Nabi Musa As
bertanya kepada Imam Ghazali: “Siapakah namamu?”. Maka imam Ghazali pun
menjawab: “Namaku ialah Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al Hamid Al Ghazali.
Atau yang lebih dikenal Imam Ghazali At Thu’usi”.
Maka berkata Nabi
Musa: “Ditanya nama nyebut gelar, aku tidak nanya nama kakekmu, bapakmu,
gelarmu, yang kutanyakan namamu siapa?Bukan nama bapakmu, kakekmu, gelarmu,
tidak kutanyakan itu, kenapa kau jawab seperti itu? Salah umatmu ini ya
Muhammad”.
Imam Ghazali
menunduk lantas meminta izin dari Rasulullah untuk menjawab persoalan dari Nabi
Musa Kalimullah.Selepas mendapat izin maka imam Al Ghazali pun menjawab, “Bukankah
Allah telah bertanya kepadamu: “Dan apa (bendanya) yang ditangan kananmu itu
wahai Musa? (Surat Toha:17), dan Nabi Musa menjawab: Ini ialah tongkatku; aku
berpegang atasnya semasa berjalan, dan aku memukul dengannya daun-daun kayu
supaya gugur kepada kambing-kambingku dan ada lagi lain-lain keperluanku pada
tongkat itu. (Surat Toha:18)”.
Nabi Musa lantas
berkata: “Tuhan itu adalah kekasih kita, maka aku mengambil peluang itu untuk
bercakap panjang lebar dengan-Nya
lantaran karena rasa senang, nikmat dan lezat dapat bercakap dengan
tuhan.” Maka Imam Ghazali pula mengatakan: “Begitulah aku, kamu juga adalah
kekasih aku, maka aku juga mengambil kesempatan untuk bercakap Panjang lebar
denganmu”.
Rasulullah Saw
berkata; “Wahai Musa, apakah ada ulama di masa kamu bagaikan Nabi di masa kami?”
Nabi Musa As menjawab: “Tiadak ada Ya Rasulullah.”
Wallahu A’lam…