Sya'ban adalah bulan yang mulia dan memiliki makna yang beragam. Ada yang mengatakan bahwa nama Sya'ban berasal dari kata "syi'ab", yang berarti jalan di atas gunung.
Hal ini mengandung arti bahwa bulan Sya'ban menjadi momentum untuk mencari banyak jalan kebaikan, seperti mendaki gunung untuk mencapai kebaikan dan kemuliaan.
Di sisi lain, ada juga yang menyatakan bahwa arti Sya'ban menurut Imam Ibn Hajar al-Asqalani dalam kitab Fathul Bari adalah "berpencar". Hal ini mengandung makna bahwa pada masa itu, orang Arab banyak berpencar di tanah Arab untuk mencari air.
Namun, apa pun arti dari Sya'ban, bulan ini tetaplah bulan yang istimewa dan mulia dalam Islam. Sebagai umat Islam, kita seharusnya memanfaatkan momentum bulan Sya'ban ini untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Di pulau Bawean, salah satu pulau yang terletak di Jawa, terdapat sebuah tradisi pada bulan Sya'ban yang disebut Ruwahan.
Tradisi Ruwahan dilakukan dengan cara berbondong-bondong mengunjungi rumah-rumah, baik yang kaya maupun yang miskin, sebagai bentuk menjalin silaturahim antar sesama.
Pengambilan nama Ruwahan sendiri berasal dari kata "arwah" yang berarti beberapa ruh, yang artinya orang Bawean melakukan tradisi ini sebagai upaya mengirim pahala kepada ruh-ruh keluarga mereka yang sudah meninggal dengan cara bersedekah dan berbagi bersama melalui tradisi Ruwahan.
Penutup dari tulisan yang telah disampaikan adalah, tradisi Ruwahan yang dilakukan oleh masyarakat Bawean pada bulan Sya'ban memiliki makna yang dalam, yakni sebagai upaya menjalin silaturahim antar sesama serta mengirim pahala kepada arwah keluarga yang sudah meninggal.
Meskipun demikian, penting bagi kita untuk menghargai dan memahami berbagai tradisi keagamaan yang ada di masyarakat, karena hal itu merupakan bagian dari keragaman budaya dan kearifan lokal yang harus dilestarikan dan dihormati.