Penyakit hati adalah gangguan yang ada pada hati dan perasaan seseorang. Dalam Islam, penyakit hati yang ada pada setiap orang dapat mempengaruhi perilaku dan perbuatannya. Bahkan, Allah SWT berfirman terkait penyakit hati dalam surat At Taubah ayat 125.
وَاَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا اِلٰى رِجْسِهِمْ وَمَاتُوْا وَهُمْ كٰفِرُوْنَ
Artinya: "Dan adapun orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit, maka (dengan surat itu) akan menambah kekafiran mereka yang telah ada dan mereka akan mati dalam keadaan kafir,"
Dalam firman itu dijelaskan kalau penyakit hati yang dimiliki seseorang akan membawanya pada kekafiran hingga mati dalam keadaan kafir. Tentunya hal tersebut tidak diinginkan oleh umat muslim. Oleh sebab itu, sebagai muslim kita harus bisa menjaga hati dari berbagai kotoran dan penyakit yang dapat merusak keimanan.
Berikut 5 Penyakit Hati dalam Islam harus Dihindari:
1. Amarah
Rasa amarah merupakan emosi yang dialami oleh semua makhluk hidup, terutama manusia. Bahkan Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk mengendalikan amarah, sebagaimana disebutkan dalam salah satu hadits.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ada seseorang berkata kepada Rasulullah SAW, "Berilah saya nasihat," Kemudian, beliau bersabda, "Janganlah marah," Orang itu terus mengulang-ulang permintaannya dan beliau tetap menjawab, "Janganlah marah," (HR. Bukhari)
Seseorang yang seringkali memperlihatkan amarahnya cenderung akan menjauh dari kesuksesan. Amarah yang tidak terkendali dapat dikategorikan sebagai penyakit hati. Rasulullah SAW sendiri bukanlah seorang yang pemarah, beliau merupakan sosok yang sangat dicintai oleh keluarga, sahabat-sahabat, dan umatnya.
2. Iri Hati
Salah satu penyakit hati yang kedua adalah iri hati. Allah SWT melarang hamba-Nya untuk merasa dengki terhadap sesama manusia dalam hal kemewahan dan kenikmatan dunia, karena semua yang Allah berikan telah sesuai dengan usaha yang dilakukan oleh setiap hamba-Nya.
Dalam Al-Qur'an surat An Nisa ayat 32, Allah SWT berfirman:
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ ۗ لِلرِّجَالِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوْا ۗ وَلِلنِّسَاۤءِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ ۗوَسْـَٔلُوا اللّٰهَ مِنْ فَضْلِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا
Artinya: "Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu,"
Seseorang yang memiliki sifat iri hati akan merasa tidak senang dan cemas ketika melihat orang lain bahagia. Sebaliknya, mereka akan merasa gembira saat melihat orang lain menderita. Perilaku dengki seperti ini dapat menyebabkan seseorang menderita penyakit hati dan melakukan perbuatan tercela, seperti memfitnah orang lain.
3. Ghibah
Ghibah adalah salah satu penyakit hati yang timbul akibat rasa iri dan dengki. Secara harfiah, ghibah berarti menggosip, dan seringkali melibatkan mengungkapkan aib, menirukan tingkah laku, atau gerakan tertentu dari orang yang digosipkan dengan maksud mengolok-olok.
Adapun kejelekan dari mengghibah diterangkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Al Hujurat ayat 12 yang berbunyi:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang,"
Allah SWT menjelaskan dalam ayat 12 surat Al-Hujurat bahwa menggunjing ibarat memakan daging saudaranya yang sudah mati. Allah SWT sangat membenci penyakit hati ini.
4. Buruk Sangka
Hati yang jernih, bening, dan bersih akan tercermin melalui perilaku sehari-hari seseorang. Jika kita memiliki prasangka buruk terhadap sesama, hal ini menunjukkan adanya kotoran dalam hati. Penyakit hati ini sering disebut sebagai suuzan.
Islam memberikan pengajaran kepada kita untuk tidak berburuk sangka, sehingga kita dapat terhindar dari penyakit hati ini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk berusaha membangun sikap berbaik sangka terhadap sesama. Melatih hati dan pikiran kita untuk memikirkan segala hal yang positif merupakan langkah yang diperlukan.
5. Fitnah
Fitnah merupakan penyakit hati yang merujuk pada penyebaran berita palsu tentang seseorang dengan maksud untuk menjatuhkannya. Dalam Al-Qur'an, fitnah memiliki arti membakar dengan api, seperti yang dijelaskan dalam Surat Al-Anfal ayat 39:
وَقَاتِلُوْهُمْ حَتّٰى لَا تَكُوْنَ فِتْنَةٌ وَّيَكُوْنَ الدِّيْنُ كُلُّهٗ لِلّٰهِۚ فَاِنِ انْتَهَوْا فَاِنَّ اللّٰهَ بِمَا يَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
Artinya: "Dan perangilah mereka itu sampai tidak ada lagi fitnah, dan agama hanya bagi Allah semata. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan,"
Ayat tersebut bermaksud menyatakan bahwa fitnah adalah kejahatan yang sangat tercela.
semoga bermanfaat Wallahu A'lam...