Pada saat sebelum Perang Khandaq berkecamuk, Rasulullah SAW memantau keadaan seluruh pasukan kaum mulimin. Rasulullah SAW sebagai panglima perang tertinggi dan pemimpin para pasukan, Rasulullah senantiasa memeriksa dan mengatur barisan para pasukannya dengan teliti dan benar agar pada saat perang tidak terjadi keteledoran saat peperangan dimulai.
Rasulullah SAW dengan membawa tongkat
ditangannya, Nabi memeriksa kesiapan para pasukannya. Ketika Rasulullah SAW lewat
didepan para pasukan ada salah satu dari mereka yang tubuhnya kecil dan pendek ia
adalah Sahabat Sa’ad.
Nabi melihatnya melenceng dari barisannya,
Tidak segan Nabi mendorongnya memakai tongkatnya dan dorongan tersebut tepat diperutnya
dan menasehatinya dengan tegas, Lalu nabi berkata: “Luruskanlah Barisanmu, Wahai
Sa’ad…!”
Sa’ad yang didorong oleh Rasulullah SAW ia
terlihat tidak terima dengan perlakuan itu kepadanya, dan ia melakukan protes
kepada Rasulullah SAW; “Engkau telah menyakitiku wahai Rasulullah…!”. Padahal
engkau diutus untuk membawa kebenaran dan keadilan.
Sebelum Rasulullah meninggal beliau
mengumpulkan para sahabat, dan berkata kepada para sahabat; “Siapakah diantara
kalian disini yang pernah saya sakiti!, lalu para sahabat terdiam, lalu Sahabat
Sa’ad mengangkat tangan dan berkata “saya wahai Rasulullah!”.
Lalu Rasulullah berkata; “Apakah hal
tersebut wahai Sa’ad!”, Sahabat Sa’ad pun menjawabnya; “Pada saat Perang Khandaq
engkau telah mendorong hamba dengan menggunakan tongkatmu wahai Rasulullah!”, Maka
karena hal itu izinkanlah hamba membalasnya.
Mendengar hal tersebut Sahabat Umar bin
Khattab yang berada disamping Rasulullah mengangkat pedangnya dan ingin menebus
perutnya menggunakan pedangnya, lalu Rasulullah mencegahnya agar tidak
mendekati Sahabat Sa’ad.
Rasulullah SAW takjub dengan sikap Sahabat
Sa’ad, lalu beliau mengangkat pakaiannya sehingga terlihat perutnya, dan
Rasulullah berkata; “Balaslah, wahai Sa’ad!” perintah Rasulullah sambil tersenyum.
Namun, Sa’ad tidak mendorong Rasulullah,
melainkan dia langsung memeluknya dan mencium perut Rasulullah.
“Mengapa kamu melakukan hal itu, wahai
Sa'ad?” tanya Rasululloh.
“Wahai Rasulullloh, aku melenceng dari
barisan agar dapat perhatian darimu. kemudian ketika engkau menyuruhku untuk
membalasmu, aku dapat kesempatan untuk memelukmu, sehingga di akhir hidupku,
kulitku dapat bertemu dengan kulitmu.”
Setelah kejadian itu Rasululloh
mendoakan Sahabat Sa'ad agar mendapatkan
kebaikan.
Begitulah cintanya para sahabat kepada Nabi
kita, Nabi Muhammad SAW. Selalu ingin dekat dan bersama Rasulullah. Semoga
cerita ini semakin menambah kecintaan kita kepada baginda Nabi dan melakukan
berbagai cara agar selalu dekat dengan beliau. Aamiin…!
Wallahu A'lam...