Perang besar pertama dalam sejarah Islam adalah Perang Badar, yang berlangsung pada tanggal 17 Ramadan tahun 2 Hijriah.
Kisah Perang Badar menggetarkan para musuh kaum Muslimin. Meskipun pasukan Rasulullah SAW memiliki pasukan dan senjata yang tidak seimbang, namun dengan izin Allah SWT mereka berhasil memenangkan pertempuran.
Pada saat itu, tentara Islam berjumlah sekitar 313 orang yang penuh keyakinan menghadapi lebih dari 1.000 pasukan Quraisy yang dilengkapi dengan persenjataan lengkap. Ada beberapa sumber yang menyebutkan bahwa pasukan Muslim pada saat itu sebenarnya berjumlah sekitar 319 orang.
Pada Jumat pagi, peristiwa besar dimulai di Lembah Badar setelah hujan lebat malam sebelumnya. Meskipun pasukan Muslim dan Quraisy tidak seimbang, pertempuran tidak dapat dihindari.
Rasulullah SAW, sebagai pemimpin perang, tidak henti-hentinya berdoa memohon pertolongan dari Allah SWT. Beberapa kali beliau keluar masuk tenda, dan dalam satu kesempatan, Abu Bakar Ash Shiddiq menemani beliau di dalam tenda.
Mengutip dari Sirah Nabawiyah karya Abdul Hasan 'Ali al Hasani an-Nadwi, Rasulullah SAW memohon bantuan Allah SWT dengan kata-kata, "Ya Allah! Kaum Quraisy telah datang dengan pasukan dan keangkuhannya. Mereka datang untuk melawan-Mu dan mendustakan Rasul-Mu. Ya Allah, jika golongan ini (kaum Muslim) binasa, maka Engkau tidak akan lagi disembah di muka bumi ini. Ya Allah, tunaikanlah janji-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku. Ya Allah, kami mohon pertolongan-Mu."
Setelah berdoa, Rasulullah dan Abu Bakar keluar dari tenda untuk memberikan semangat kepada pasukan Islam. Beliau menyampaikan, "Majulah menuju surga yang luasnya seluas langit dan bumi," kepada para pasukan sebagai semangat dalam pertempuran.
Dengan izin Allah SWT, umat Islam berhasil memenangkan pertempuran, meskipun jumlah personil dan persenjataan mereka lebih sedikit dari pasukan Quraisy. Dalam catatan sejarah, 70 tentara Quraisy tewas dalam pertempuran besar itu, dan 70 lainnya menjadi tawanan perang.
Perang Badar bukanlah pertempuran pertama yang dilakukan oleh Rasulullah. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa pada tahun 2 Hijriah, beliau telah terlibat dalam beberapa perang skala kecil sebelumnya.
Dalam Kitab Zadul Ma'ad karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, disebutkan perang pertama terjadi di daerah Abwa, yang terletak di sebelah tenggara Kota Madinah, pada bulan Safar tahun 2 Hijriah. Perang ini dikenal sebagai Perang Al-Abwa atau Perang Waddan.
Pada peristiwa tersebut, Hamzah bin Abdil Muthalib dipercayakan memegang bendera putih, dan pasukan bergerak untuk menghadang kafilah Quraisy. Namun, tidak ada pertempuran yang terjadi.
Setelah Perang Al-Abwa, Rasulullah SAW menghadapi perang lainnya di wilayah Buwath, yang terletak di antara Makkah dan Syam. Perang ini terjadi pada bulan Rabiul Awwal tahun 2 Hijriah, segera setelah Rasulullah SAW hijrah.
Pada saat itu, Nabi memimpin 200 pasukan untuk menghadang rombongan Quraisy yang terdiri dari 100 orang dan membawa 2500 unta. Di antara mereka ada Umayyah bin Khalaf Al-Jumahi. Namun, pertempuran tidak terjadi, dan Rasulullah SAW pulang setelah mencapai Buwath.
Pada bulan Jumadil Akhir, Rasulullah SAW bersama 150 sahabat secara bergantian menaiki 30 ekor unta pergi menghadang kafilah Quraisy yang hendak menuju Syam. Namun, sama seperti dua peristiwa sebelumnya, tidak terjadi pertempuran di sana.
Kafilah Quraisy ternyata telah melewati daerah tersebut beberapa hari sebelumnya. Pada peristiwa ini, Bani Mudlij dan sekutu-sekutunya dari Bani Dhamrah juga berdamai dengan beliau.
Dari sejumlah peristiwa tersebut, catatan sejarah mencatat Perang Badar sebagai perang besar pertama yang terjadi dalam sejarah Islam.