Lahir pada 3 Oktober 1920 di Surabaya, Sutomo (Bung Tomo) tumbuh dalam keluarga kelas menengah yang sangat menghargai pendidikan. Ia memiliki kepribadian ulet, pekerja keras, dan semangat juang tinggi. Sebagai pemuda, ia aktif dalam organisasi kepanduan dan bergabung dalam berbagai kelompok politik dan sosial, termasuk Gerakan Rakyat Baru pada 1944.
Selama perang dan pasca kedatangan pasukan Sekutu dan NICA di Surabaya, Bung Tomo memimpin perjuangan gigih untuk membela kota dari cengkeraman penjajah. Dalam pertempuran yang dipicu oleh tewasnya Brigjen AWS Malaby, ia membara semangat pejuang dan pemuda untuk berjuang hingga akhir.
Setelah kemerdekaan, Bung Tomo terlibat dalam kehidupan politik, bahkan menjadi Menteri Urusan Bekas Pejuang Bersenjata/Veteran dan Menteri Sosial Ad Interim pada 1955-1956. Namun, pada masa Orde Baru, ia mengkritik kebijakan Soeharto dan akhirnya ditahan pada 11 April 1978. Meskipun jasa-jasanya besar dalam mempertahankan kemerdekaan, Bung Tomo hanya sedikit aktif setelah dibebaskan.
Bung Tomo juga dikenal sebagai seorang muslim taat dan wafat saat menjalankan ibadah haji di Makkah pada 7 Oktober 1981. Jenazahnya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel di Surabaya, bukan di Taman Makam Pahlawan. Kisah hidupnya yang penuh semangat dan perjuangan masih menjadi inspirasi bagi kita semua.