Ujian Hidup Kemiskinan dan Kekayaan sebagai Batu Uji Kesabaran dan Keimanan


Berbicara tentang ujian, tentunya tak menjadi hal yang mudah untuk terlewatkan. Hal ini kerap kali dijumpai entah itu datangnya dari kita sendiri atau dari orang lain. Ujian pasti akan datang pada pribadi diri seseorang entah itu kapan, dalam keadaan bagimana, dalam situasi dan kondisi yang seperti apa.


Terkadang tampa disadarkan seseorang lupa akan betapa pentingnya melihat kondisi dari setiap apa yang saat ini menjadi objek keseharian. Sehingga dengan begitu ia akan lebih berhati-hati dalam menelan dan mempertimbangkan tanggung jawab dari setiap pilihan yang akan dilewatinya. Karena dan bagaimanapun dalam hal apa saja kalau tidak berangkat dari penglihatan, atau yang biasa disebut dengan akal nurani dan kesabaran, maka akan mudah terjerumus pada sesuatu yang semestinya tidak diinginkan.

Ada yang menarik, tentang hal yang sering berkaitan dengan kehidupan yang biasa dijalani, yang dengan memikirkannya, maka akan muda baginya untuk keluar dari ujian itu. Mengenai ujian yang terjadi dikalangan masyarakat, baik disadari atau tidak. Yaitu ujian yang berkaitan dengan meteri. Sehingga tampa tersadarkan materi ini akan menjadi puncak dari ujian yang sering dipikirkan yang pada ujungnya akan menjadi penyebab kenapa ia jatuh sakit, depresi dan lain sebagainya. setidaknya ujian yang dimaksud ada dua ujian yang sering dialaminya yaitu:

Pertama, diuji dengan kemiskinan. Hal ini sering menjadi pokok dari setiap permasalahan yang pernah ada. Karenanya seseorang bila diuji dengan kemiskinan, akan rawan menjadikannya terpuruk dengan berbagai kesedihan. Kesabaranlah yang menjadi jawaban ketika ia diuji dengan kemiskinan. Mengutip kalam ulama terkait tentang perihal kemiskinan yang sering menghampiri “ketika kamu miskin, itu artinya kamu sedang sedang diuji dengan kesabarn”. -Ustadz Erlan-

Kedua, diuji dengan kekayaan. Ujian ini memang jarang akan diingat atau bahkan tidak perlu untuk diingat. Akan tetapi islam berspektif menjadikan kekayaan sebagi ujian. Karena dengan ujian ini kadang kala akan menjadi penyebab seseorang mejadi sombong, tak lepas pula dengan kalam ulama “ketika kamu diuji dengan kekayaan itu berarti kamu sedang diuji dengan kesombongan". -Ustadz Erlan-

Kedua ujian ini menjadi bagian syarat dari kehidupan berbagai permasalahan yang akan menilai sebarapa kuat, sebarapa berhasil seseorang dalam menjalani hidup. Tentu tidak mudah, tentu tidak segampang itu. Maka ketika berada di keadaan ini, ada baiknya jika terlebih dahulu atau secepatnya mempertimbangkan, menilai dan sabar dalam menjalani ujian itu sehingga nantinya tidak lama-lama terperangkap kedalam ujian yang seakan-akan menjerat ke dalam diri kita.

Referensi

wa lanabluwannakum bisyai'im minal-khaufi wal-jû‘i wa naqshim minal-amwâli wal-anfusi wats-tsamarât, wa basysyirish-shâbirîn

Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar (Al-Baqarah: 154).

Tafsir Wajiz “Kehidupan manusia memang penuh cobaan. Dan Kami pasti akan menguji kamu untuk mengetahui kualitas keimanan seseorang dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Bersabarlah dalam menghadapi semua itu. Dan sampaikanlah kabar gembira, wahai Nabi Muhammad, kepada orang-orang yang sabar dan tangguh dalam menghadapi cobaan hidup, yakni orang-orang yang apabila ditimpa musibah, apa pun bentuknya, besar maupun kecil, mereka berkata, Inna; lilla;hi wa inna; ilaihi ra;ji'un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka berkata demikian untuk menunjukkan kepasrahan total kepada Allah, bahwa apa saja yang ada di dunia ini adalah milik Allah; pun menunjukkan keimanan mereka akan adanya hari akhir. Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk sehingga mengetahui kebenaran.

Tafsir Tahlili “Kehidupan manusia memang penuh cobaan. Dan Kami pasti akan menguji kamu untuk mengetahui kualitas keimanan seseorang dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Bersabarlah dalam menghadapi semua itu. Dan sampaikanlah kabar gembira, wahai Nabi Muhammad, kepada orang-orang yang sabar dan tangguh dalam menghadapi cobaan hidup, yakni orang-orang yang apabila ditimpa musibah, apa pun bentuknya, besar maupun kecil, mereka berkata, Inna; lilla;hi wa inna; ilaihi ra;ji'un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka berkata demikian untuk menunjukkan kepasrahan total kepada Allah, bahwa apa saja yang ada di dunia ini adalah milik Allah; pun menunjukkan keimanan mereka akan adanya hari akhir. Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk sehingga mengetahui kebenaran.

 

WALLAHU A'LAM

Post a Comment

Previous Post Next Post