Pada umummnya seseorang akan bangga atau merasa senang saat dikenang sebagai orang yang sukses atau berhasil dalam pencapaiannya, apalagi sesuatu yang tidak mungkin didapat oleh orang lain. Timbulnya rasa senang itu biasa ada pada dirinya disaat-saat seperti itu. Namun tidak sebaliknya seseorang akan merasa hina atau menjadikannya galau atau bahkan tersakiti jika dia dikenal sebagai orang yang bejat pada sebelumnya. maka sebaiknya bagi kita untuk membaca ketertarikan pada tiga pendapat imam ini sejalan dengan sabda Nabi SAW :
kata-kata bijak dari Imam Al-Ghazali, Imam Syafi'i, dan Imam Nawawi, beserta versi Arabnya:
1. Imam Al-Ghazali:
"Janganlah
mencari-cari kesalahan orang lain. Jika kamu menutupi aib saudaramu, maka Allah
akan menutupi aibmu. Jika kamu mencari-cari aib saudaramu, maka Allah akan
membongkar aibmu meskipun kamu menutupinya di dasar rumahmu."
"لَا تَتَبَعْ عُيُوبَ النَّاسِ، فَإِنَّكَ إِنْ تَتَبَّعْتَ
عُيُوبَهُمْ تَتَبَّعَ اللَّهُ عُيُوبَكَ، وَمَنْ تَتَبَّعَ اللَّهُ عُيُوبَهُ
يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِي بَيْتِهِ."
2. Imam Syafi'i:
"Siapa
yang menutupi aib seseorang, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.
Dan siapa yang mencari-cari kesalahan orang lain, Allah akan membongkar
kesalahannya hingga ia mengaibkan dirinya sendiri."
"مَنْ سَتَرَ عَوْرَةَ مُسْلِمٍ سَتَرَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ فِي
الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَمَنْ تَتَبَّعَ عَوْرَةَ مُسْلِمٍ تَتَبَّعَ اللَّهُ
عَوْرَتَهُ، وَمَنْ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِي جَوْفِ
بَيْتِهِ."
3. Imam Nawawi:
"Siapa
yang sibuk dengan aib dirinya sendiri, maka ia tidak akan sempat memperhatikan
aib orang lain."
"مَنْ شَغَلَهُ عَيْبُهُ عَنْ عُيُوبِ النَّاسِ، يَكُونُ فِي
أَمَانِ اللَّهِ."
Semoga
kata-kata bijak ini dapat menjadi pengingat bagi kita untuk selalu berusaha
memperbaiki diri dan menghindari mencari-cari kesalahan orang lain.
Berikut
adalah beberapa kutipan dari Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan pentingnya
tidak mencari kesalahan atau aib orang lain, lengkap dengan referensi, riwayat,
dan dalam bahasa Arab:
1. Kutipan
Hadis:
Nabi
Muhammad SAW bersabda:
"Siapa
yang menutupi aib seorang Muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan
akhirat."
Dalam
riwayat lain, disebutkan:
"وَمَنْ سَتَرَ عَوْرَةَ مُسْلِمٍ سَتَرَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ
فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ."
Referensi:
Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan tercantum dalam Sahih Muslim,
kitab tentang Adab.
2. Hadis
Lain:
Nabi
Muhammad SAW bersabda:
"لَا تَجَسَّسُوا، وَلَا تَحَسَّسُوا، وَلَا تَسَابَّوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا."
"Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain. Siapa yang mencari-cari aib orang lain, Allah akan membongkar aibnya meskipun ia bersembunyi di dalam rumahnya."
Referensi: Hadis ini terdapat dalam Sahih Bukhari, kitab tentang Adab.
Di
dalam tradisi Nahdlatul Ulama, ada penekanan pada pentingnya menjaga kehormatan
orang lain dan tidak mencari kesalahan. Salah satu penekanan dari kitab-kitab
klasik dan modern adalah:
"Barang
siapa menutupi aib saudaranya, Allah akan menutupi aibnya."
Ini
selaras dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya ukhuwah dan menjaga nama
baik sesama.
Riwayat Perawi Hadis:
Hadis-hadis tersebut diriwayatkan oleh:
Sahih
Muslim: Diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA.
Sahih Bukhari: Diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar RA.
Semoga
informasi ini bermanfaat dan dapat menjadi pengingat bagi kita semua untuk
selalu menjaga adab dalam berinteraksi.