Cinta Yang Hakiki Itu Cintanya Nabi Muhammad SAW Kepada Umatnya


Cinta Nabi Muhammad ﷺ kepada umatnya adalah anugerah yang begitu agung, melekat dalam setiap jejak langkahnya, mengalir dalam tutur kata yang lembut dan penuh kasih sayang. Beliau ﷺ tidak hanya mencintai umatnya dengan kata-kata, tapi dengan seluruh jiwanya—dengan setiap pengorbanan yang dilakukannya sepanjang hidup.


Betapa dalam cinta itu. Bahkan dalam kesendirian malam-malamnya, saat yang lain terlelap, beliau berdiri tegak memohonkan ampunan bagi umatnya, dengan air mata yang jatuh di atas sajadah. Setiap sujudnya adalah doa, bukan untuk dirinya, tapi untuk kita—umat yang begitu beliau cintai, bahkan jauh sebelum kita dilahirkan.


Saat beliau ﷺ menghadapi hinaan dan siksaan, tidak ada kebencian yang terucap. Yang ada hanya doa dan harapan, agar mereka yang belum mengenal kebaikan bisa diberi cahaya hidayah. Di medan perang sekalipun, cintanya tidak luntur. Setiap langkah dan keputusan diambil demi menjaga keselamatan umat, melindungi mereka dari bahaya, baik di dunia maupun di akhirat.


Pada saat-saat terakhir hidupnya, cinta itu tak pudar. Dalam hembusan nafas terakhirnya, yang terlontar bukanlah kekhawatiran atas dirinya sendiri, tapi kalimat yang selalu terukir dalam sejarah: "Umatku, umatku." Seolah-olah segala derita yang beliau tanggung tidak berarti jika dibandingkan dengan keinginan kuat agar umatnya selamat.


Begitulah cinta yang Nabi ﷺ tunjukkan. Sebuah cinta yang begitu hangat, luas, dan mendalam—lebih dari sekedar kata-kata, melainkan cinta yang hidup dalam setiap napasnya, membentang melampaui zaman, mengalir menuju hati setiap orang yang merindukan petunjuknya. Cinta ini adalah cinta yang membawa rahmat, menjadi pelita bagi umat manusia hingga akhir zaman.

Post a Comment

Previous Post Next Post