Apakah Boleh Membaca Do'a Yang Tidak Diajarkan Nabi Dalam Sholat?

 


فَالدُّعاَء خَمْسَةُ أَقْسَمٍ: الَّذِى يُسْرَع هُوَ الْوَاجِبُ وَالْمُسْتَحَبُّ . وَأَمَّا الْمُبَاحُ فَلَا يُسْتَحَبُّ وَلَا يُبْطِلُ الصَّلَاةَ . وَالْمَكْرُوْهُ يُكْرَهُ وَلاَ يُبْطِلُهَا كَالِالْتِفَاتِ فِي الصَّلَاةِ وَكَمَا لَوْتَشَهَّدَ فِي الْقِيَامِ أَوْ قَرَأَ فِي الْقُعُوْدِ . وَالْمُحَرَّمُ يُبْطِلُهَا ؛ لأَنَّهُ مِنْ كَلَامِ.


Arinya: “Do’a itu lima macam: Do’a yang Disyaratkan, itulah yang wajib di anjurkan. Do’a yang mubah (Boleh), tiadak dianjurkan dan tidak membatalkan sholat. Do’a yang makruh, makruh dibaca tapi membatalkan Sholat, seperti menoleh saat sholat, juga seperti bertasyahud saat berdiri atau membaca ayat saat duduk. Do’a yang Haram, membatalkan Sholat, karena ucapan biasa.

وَاللّهُ أَعْلَم

Post a Comment

Previous Post Next Post