Cahaya Keutamaan Rajab sebagai Lentera Spiritualitas
Rajab adalah bulan haram yang diberkahi, bulan di mana semesta
dirundung kedamaian ilahi, dan jiwa-jiwa dipanggil untuk menanam benih
kebaikan. Dalam keheningannya, Rajab membuka pintu langit bagi mereka yang
ingin mendekat kepada-Nya, mengukuhkan tekad untuk menjadikan setiap langkah
sebagai ibadah.
Allah SWT, melalui Al-Qur’an, menempatkan Rajab sebagai salah satu
bulan mulia, mengingatkan umat-Nya untuk menjauhi dosa dan memperbanyak amal
kebajikan. Rajab adalah momen bagi hati yang terlupa untuk kembali hidup, bagi
niat yang lemah untuk kembali kuat, dan bagi jiwa yang kering untuk kembali
disirami cahaya rahmat.
Berpuasa di bulan Rajab, seperti disampaikan para ulama, adalah
ibadah yang menyingkap tabir surga dan membawa syafaat Rasulullah SAW. Dalam lapar
dan haus itu, terselip kekuatan spiritual yang menghubungkan manusia dengan
Allah SWT, menumbuhkan kesadaran bahwa hidup bukan semata untuk dunia,
melainkan untuk perjalanan abadi menuju-Nya.
Bulan ini juga menjadi panggilan bagi umat Islam untuk mempersiapkan
diri menyambut Sya'ban dan Ramadhan. Setiap amal kebajikan yang ditanam di
Rajab akan berbuah manis di bulan-bulan berikutnya. Dalam hening malam, sujud
yang panjang, serta lantunan doa yang tulus, terukir kisah pengabdian manusia
kepada Rabb-nya.
Rajab adalah bulan harapan dan cinta. Setiap langkah ibadah di
bulan ini adalah jejak menuju ridha-Nya. Mari kita jadikan Rajab sebagai cermin
untuk memperbaiki diri, ruang untuk mempertebal iman, dan jalan untuk menanam
amal yang akan kita tuai di akhirat kelak. Sesungguhnya, cahaya Rajab adalah
lentera yang akan membimbing kita menuju kemuliaan jiwa dan keridhaan Ilahi.