Takut kepada Allah di Kala Jauh dari Manusia: Ciri Seorang Muttaqin
Salah satu ciri
khas orang yang bertakwa, atau muttaqin, adalah rasa takutnya kepada Allah SWT
meskipun ia berada di tempat yang sunyi, jauh dari pandangan manusia. Ketakwaan
ini tidak bersifat lahiriah semata, tetapi berasal dari hati yang senantiasa sadar
akan pengawasan Allah, di mana pun dan kapan pun.
Dalam sebuah
riwayat, Rasulullah SAW pernah bersabda:
"Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada." (HR.
Tirmidzi)
Pesan ini menegaskan bahwa ketakwaan sejati adalah ketakwaan yang tidak
bergantung pada situasi atau keberadaan orang lain. Seorang muttaqin sadar
bahwa Allah Maha Melihat, bahkan ketika ia sendiri. Rasa takut kepada Allah
bukanlah rasa takut yang membuatnya lari, tetapi rasa takut yang justru
mendekatkannya kepada Allah dengan penuh keikhlasan dan harapan akan
rahmat-Nya.
Takut yang
Melahirkan Kebaikan
Rasa takut
kepada Allah SWT yang dimiliki oleh muttaqin bukanlah rasa takut yang negatif,
melainkan rasa takut yang melahirkan amal kebaikan. Ketika seseorang takut
kepada Allah:
- Ia
menjauhi dosa meskipun tidak ada yang melihatnya.
Seorang muttaqin tidak membutuhkan pengawasan manusia untuk menghindari kemaksiatan. Baginya, cukuplah kesadaran akan pengawasan Allah sebagai benteng dari segala perbuatan dosa. - Ia menjaga
amanah dengan baik.
Ketika jauh dari manusia, ia tetap menjalankan amanah yang diemban tanpa mengurangi tanggung jawabnya, karena ia tahu bahwa Allah adalah sebaik-baik penjaga dan saksi. - Ia selalu
memurnikan niat dalam beribadah.
Ketika seorang muttaqin berdiri dalam shalatnya di tempat yang sunyi, niatnya murni karena Allah semata, bukan untuk mencari pujian dari manusia.
Kisah
Inspiratif dari Salafush Shalih
Salah satu
kisah yang sering dijadikan teladan tentang ketakwaan di kala sunyi adalah
kisah seorang anak penggembala di zaman Umar bin Khattab RA. Ketika Khalifah
Umar meminta si penggembala menjual seekor kambing dari ternaknya, anak itu
menolak seraya berkata, "Jika aku menjualnya, siapa yang akan tahu?"
Umar terkesan dengan jawabannya dan bertanya, "Lalu, mengapa kamu tidak
mau melakukannya?" Anak itu menjawab, "Allah mengetahui segalanya,
meskipun manusia tidak." Jawaban sederhana ini menunjukkan betapa kuatnya
iman dan rasa takutnya kepada Allah, meskipun ia bisa saja melakukan hal
tersebut tanpa diketahui manusia.
Buah dari Rasa
Takut kepada Allah
Orang yang
takut kepada Allah di kala sunyi akan mendapatkan beberapa keutamaan, di
antaranya:
- Dicintai
oleh Allah SWT.
Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang bertakwa dan selalu menjaga diri dari dosa, baik di hadapan manusia maupun saat sendirian. - Diberi
cahaya hati dan petunjuk.
Ketika seseorang takut kepada Allah, Allah akan menurunkan cahaya petunjuk ke dalam hatinya, sehingga ia mampu membedakan antara yang hak dan yang batil. - Mendapatkan
naungan pada hari kiamat.
Rasulullah SAW bersabda bahwa salah satu dari tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat adalah seorang yang mengingat Allah dalam kesendirian hingga meneteskan air matanya (HR. Bukhari dan Muslim). Ini adalah bukti betapa mulianya orang yang takut kepada Allah meskipun ia sedang sendiri.
Kesimpulan
Menjadi
muttaqin bukanlah sekadar gelar, melainkan suatu keadaan jiwa yang penuh dengan
kesadaran akan kebesaran dan pengawasan Allah SWT. Rasa takut kepada Allah saat
sendirian adalah salah satu tanda keikhlasan dalam beribadah dan bukti nyata
dari ketakwaan seseorang. Maka, marilah kita senantiasa berusaha menjadi hamba
yang takut kepada Allah, baik di kala ramai maupun sunyi, agar kelak termasuk
ke dalam golongan muttaqin yang diridhai dan dicintai oleh-Nya.
"Sesungguhnya
orang-orang yang bertakwa berada dalam taman-taman (surga) dan di dekat mata
air-mata air." (QS. Al-Hijr: 45)
Wallahu A'lam...