Ramadhan hampir berakhir.
Malam-malamnya yang
syahdu, suara tadarus di kejauhan, wangi masakan sahur di dapur—semuanya terasa
begitu akrab. Tapi, tahun ini lagi-lagi aku merasa ada yang kurang.
Aku masih sering lalai,
masih lebih sibuk mengejar urusan dunia daripada merawat hati. Aku ingin
Ramadhan ini mengubahku, tapi entah kenapa aku masih terjebak di lingkaran yang
sama.
Dulu, saat kecil,
Ramadhan terasa sederhana tapi penuh makna. Kini, seiring bertambahnya usia,
justru semakin sulit mempertahankan keistimewaannya.
Lebaran sebentar lagi,
tapi aku takut—takut Ramadhan ini pergi tanpa benar-benar meninggalkan jejak
dalam diriku.
Ya Allah… Jangan biarkan
Ramadhan ini hanya berlalu begitu saja. Jika ini mungkin Ramadhan terakhirku,
izinkan aku menjadikannya yang terbaik.