Puasa, Perjalanan Menemukan Diri


Setiap manusia sejatinya adalah musafir — berjalan jauh meninggalkan hakikatnya, tersesat dalam keramaian dunia, menumpuk beban yang tak perlu, dan lupa arah pulang. Di tengah riuh hidup yang melupakan, Ramadan datang sebagai tanda. Ia bukan sekadar bulan, ia adalah panggilan pulang dari langit.


Pulang, bukan sekadar kembali melipat tangan dalam doa-doa pendek. Pulang, adalah perjalanan menuju diri yang paling jernih. Diri yang dulu bersaksi di hadapan-Nya, bahwa tiada Tuhan selain Dia. Diri yang lahir tanpa dosa, suci tanpa cela. Ramadan adalah undangan untuk menemukan kembali titik mula itu — menyusuri waktu, mengikis ego, menguliti dosa, sampai yang tersisa hanyalah seorang hamba di hadapan Tuhannya.


Puasa bukan sekadar lapar, ia adalah latihan melepaskan keterikatan — pada nikmat dunia, pada kendali tubuh, pada kebisingan luar yang selalu menarik kita menjauh dari dalam. Lapar mengajarkan kita bahwa ada kekosongan yang tak bisa diisi oleh makanan, tetapi oleh makna. Dahaga menampar kesadaran, bahwa ada haus yang tak terpuaskan kecuali oleh cinta-Nya.


Ramadan adalah ruang sunyi di mana manusia berdialog dengan jiwanya sendiri. Siapakah aku? Untuk apa aku ada? Ke mana aku pulang setelah dunia menutup pintunya? Dalam sunyi itu, kita menemukan jawaban yang selama ini dikaburkan oleh kesibukan. Bahwa kita ini fana, debu di hamparan semesta, yang jika tak pulang pada-Nya, akan hilang bersama angin.


Maka Ramadan bukan sekadar ritual tahunan, ia adalah sebuah perjalanan filosofis — kembali mencari makna diri, menata ulang tujuan hidup, dan menyadari bahwa segala yang kita kejar di dunia hanyalah fatamorgana. Yang hakiki hanya satu: kerelaan Tuhan saat kita pulang menghadap-Nya.


Wahai diri, lelahmu sudah cukup. Saatnya pulang. Pulang, bukan sebagai pemenang dunia, tetapi sebagai hamba yang mengerti arti kehilangan dan menemukan. Pulang, sebagai hamba yang belajar merdeka dari segala selain Dia.


Ramadan adalah jalan pulang. Dan di ujungnya, ada Tuhan yang menunggu — memelukmu dalam cahaya, menghapuskan gelap yang kau bawa.

Post a Comment

Previous Post Next Post