Mana Antara Kampus dan Pesantren?


Namaku Rafi. Di saat teman-temanku sibuk memilih kampus favorit, aku justru sedang sibuk merenung di musholla kecil, memegang dua lembar brosur: satu dari universitas ternama, satu lagi dari pondok pesantren salaf.


“Pilih mana, Fi?” tanya seorang teman.

“Serius mau mondok juga? Nanti capek, loh. Mana bisa fokus kuliah?”


Aku diam. Bukan karena ragu, tapi karena jawabannya tak bisa dijelaskan hanya dengan logika. Aku tahu betul, pilihanku akan berat. Tapi justru di situlah letak nilainya.


Mondok sambil kuliah. Dua dunia yang katanya sulit disatukan.

Tapi aku tak ingin sekadar menjadi mahasiswa biasa. Aku ingin lebih dari sekadar duduk di kelas dan mengejar IPK. Aku ingin jiwaku tumbuh—bukan hanya otakku.


Hari-hariku dimulai lebih awal. Jam 3 pagi, sudah bangun untuk tahajjud dan riyadhoh. Lalu mengaji kitab kuning hingga matahari menyapa. Setelah itu, buru-buru berangkat kuliah, berdesakan naik motor pinjaman santri senior.


Di kampus, aku duduk di antara mahasiswa modern. Di pesantren, aku sujud di antara para penjaga tradisi. Kadang aku merasa berada di dua dunia yang bertolak belakang—tapi justru di sanalah aku belajar keseimbangan.


Aku belajar bahwa ilmu bukan sekadar teori di slide PowerPoint, tapi juga akhlak yang terpancar saat membersihkan kamar mandi pondok.

Aku belajar bahwa debat kelas tak berarti apa-apa jika hatiku tak tunduk di hadapan guru.

Aku belajar bahwa sukses tak hanya soal gelar, tapi juga tentang adab dan kerendahan hati.


Pernah aku kelelahan. Pernah aku nyaris menyerah. Tapi setiap kali aku rebah di lantai pesantren yang dingin, aku sadar: aku tidak sendiri. Ada Allah, ada guru, ada doa orang tua yang terus mengiringi langkahku.


Kini, aku tak menyesal.

Mondok sambil kuliah bukan pilihan ringan, tapi inilah jalan yang mempertemukanku dengan versi terbaik diriku.


Dan jika kau bertanya padaku hari ini:

"Fi, kenapa pilih mondok juga?"

Akan kujawab pelan:

“Karena aku tak ingin hanya pintar… Aku ingin selamat, dunia dan akhirat.”


Post a Comment

Previous Post Next Post